ANALISIS UNSUR-UNSUR INTRINSIK CERPEN
“PRASANGKA”
KARYA : Tantri
Disusun oleh :
NAMA : HASRI RAHMAYATI
NISN : 9995772470
KELAS : IX B
DINAS PENDIDIKAN DAN OLAH RAGA
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 3
LUBUK BASUNG
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
PENGESAHAN
Persetujuan
pembimbing
Judul :
“Prasangka”
Nama :
HASRI RAHMAYATI
Nisn :
9995772470
Kelas :
IX B
Lubuk basung, Desember 2013
Di
setujui oleh :
Wali kelas
GUSNELTI
NIP
: 196108201989032002
|
Diketahui oleh
Kepala sekolah
FIRZAL
S.Pd MM
NIP : 196405221988031004
|
Guru pembimbing
PRILDAYENTI
NIP : 195904301983012001
|
KATA PENGANTAR
Assalamamu`alaikumwarahmatullahhiwabarakatu.
Dengan
nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. Segala puji dan syukur
kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat-Nya lah maka karya tulis dengan judul
“Analisis Unsur-unsur intrinsik cerpen” Salawat beriring salam penulis
persembahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, semoga penulis dapat syafaatnya
kelak di akhirat nanti. Penulisan karya tulis ini dimaksudkan untuk memenuhi
tugas akhir bahasa indonesia semester I, dan semoga juga dapat memberikan
wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Dalam
penulisan karya tulis ini, penulis mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan
dan bimbingan dari berbagai pihak.
Penulis
menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ini masih sangat sederhana dan jauh
dari kesempurnaan, hal ini bukanlah suatu kesengajaan melainkan karena
keterbatasan ilmu dan kemampuan penulis. Untuk itu penulis mengharapkan
tanggapan, kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak demu
kesempurnaan karya tulis ini.
Akhir
kata, kepada Allah SWT jualah penulis berserah diri semoga karya tulis ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.
Wa`alaikumsalamwarahmatullahiwabarakatu.
Lubuk basung, Desember 2013
penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR i
DAFTAR
ISI ii
CERPEN
“PRASANGKA 1
BAB
I PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang 5
1.2
Rumusan Masalah 5
1.3
Batasan Masalah 5
1.4
Tujuan Masalah 6
BAB
II KERANGKA TEORI DAN PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Cerpen 7
2.2 Unsur Intrinsik 8
2.3 Tema 8
2.4 Pelaku(Tokoh) 8
2.5 Latar(Setting) 9
2.6 Penokohan(Watak) 10
2.7 Alur(Plot) 11
2.8 Tahapan Alur 12
2.9 Sudut Pandang 13
2.10 Amanat 14
2.11 Gaya Bahasa 15
2.12 Nilai Kehidupan 15
2.13 Membandingkan Nilai-Nilai Kehidupan
Cerpen Dengan Kehidupan Nyata 16
2.14 Meneladani Tokoh Yang Patut
Diteladani Dalam Cerpen 16
BAB
III PENUTUP
3.1 Kesimpulan 17
3.2 Saran 18
DAFTAR
PUSTAKA
Riska
menengok ke kursi di sampingnya. Heran, kenapa ia selalu berharap chan duduk
di situ. Dia mengenal mahasiswa dari thailand yang tampan dan ramah itu di
ruang komputer ini. Chan yang mula-mula mengacaknya berkenalan. Dimulai
dengan pertanyaan basa-basi, `kamu dari indonesia?` tebakan yang jitu.
Mungkin karena wajahnya yang sangat indonesia. Tidak juga. Ia sulit sekali
dibedakan dengan rona yang filipino ataupun teman-temannya yang dari
malaysia. Tapi setidaknya pertanyaan itu membuat mereka bercakap-cakap. Dan
selanjutnya beberapa kali mereka bertemu di ruang komputer.
Setelah
kehabisan ide untuk tugas essay- bersama seorang cowok tampan.
“ris,
kebetulan…,” ujar lila ketika mereka berhadapan.
”kebetulan
apa?” tanya riska heran. Ia berusaha mnegingat-ingat. Rasanya ia pernah
melihat wajah cowok yang berdiri di sebelah lila itu.
“ini
andi, saudaraku sedang main ke sini.”
”riska,”
ujar riska sambil mengulurkan tangannya.
Cowok
itu menyambut tangan riska. “lupa ya?” katanya sambil tersenyum.
“rasanya
pernah lihat,tapi dimana ya?” jawab riska salah tingkah. Cowok ini tidak
kalah cakep dari chan, Cuma kulitnya sawo matang.
“andi SMP 2.”
Nah
betul`kan. Ia memang pernah ketemu dengan cowok itu. Tiga tahun satu sekolah,
walaupun tidak pernah satu kelas. Ya ampun, bagaimana ia bisa melupakan wajah
cowok yang dulu diam-diam pernah ia taksir? Tapi maklum saja. Penampian fisik
andi banyak berubah. Lebih jangkung dan lebih tampan. Tapi kok andi masih
mengenalinya ya? Mungkin karena wajahnya tidak banyak berubah. Muka tirus,
kulit pucat dan rambut keriting. Rasanya ia Cuma bertambah tinggi saja.
“aduh
sorry, kok aku bisa lupa ya? Apa kabar nih?” seru riska menutupi rasa
jengahnya.
“baik,”
jawab andi.
“wah
kebetulan kalian sudah saling kenal. Bisa minta tolong ngantarin andi
jalan-jalan, ris? assignment ku banyak yang belum kelar nih,” pinta lila
mengiba.
Riska
tidak terenyuh mendengarnya. Ia sendiri juga bergelut dengan tumpukan
assignment.
“kalu
ngerepotin jangan lo,ris. kamu kayaknya juga lagi banyak tugas,” kata andi.
“nggak
kok, nggak apa-apa. Nggak ada assignment yang harus di kumpulin minggu ini,”
sanggah riska. Ia sendiri heran dengan jawabannya. Minggu ini memang tidak
ada, tapi minggu depan ada dua dan ia tidak mungkin mengerjakan assignment
yang bobotnya 30 persen itu dengan sistem kebut semalam. Tapi entah kenapa
kali ini riska sedikit cuek. Biasanya
ia tidak selalu serius mengerjakan segala hal yang
Andi seorang teman bicara yang menyenangkan.
Mereka dulu tidak pernah ngobrol.
Riska malahan tidak yakin kalau andi mengenalnya. Ia hanya pernah melihat
andi dengan teman-teman satu geng memandangnya bercakap-cakap dengan tita
dengan tatapan aneh. Biasanya ia buru-buru menyingkir, tidak tahan dipandang
seperti itu. Waktu itu andi masuk geng keren. Mereka kelompok anak-anak dari
keluarga berada dan wajah mereka cakep-cakep. Riska jelas merasa kebanting
berdekatan dengan mereka. Walaupun keluarganya lumyan berada, tapi merasa
wajah dan penampilannya sangat biasa. Ia pasti terlihat kuno dibandingkan
dengan cara dandan mereka yang canggih. Dengan cepat mereka mode atau tren
baru. Sedangkan ia tidak peduli dengan penampilannya, yang penting rapi. Ia
lebih mengkhawatirkan nilai fisikanya dibandingkan ketinggalan mode.
Namun
diam-diam dulu Riska sering memerhatikan andi. Tentusaja andi tidak pernah
memerhatikannya. Bermimpi pun riska tidak berani untuk jadi cewek andi.
Banyak cewek cakep yang mengitarinya seperti lebah. Ia bisa jalan dengan
siapa saja. Menurut bisik-bisik yang ia dengar, andi pacaran dengan diana
yang molek seperti boneka. Pasangan serasi.
Kalau
mereka tidak sengaja berpapasan di koridor, ia cepat-cepat menyingkir.
Pura-pura tidak melihat. Tapi setelah agak jauh ia menyesal setengah mati.
Kenapa tadi tidak mencoba tersenyum atau sekedar menegur. Siapa tau mereka
bisa sedikit akrab.
Sore
itu mereka duduk-duduk memandang laut di dekat opera house. Hampir setiap
hari mereka ke luar bersama. Pasti lila kegirangan karena bisa konsentrasi
mengerjakan tugas kuliahnya. Riska pun tidak keberatan menemani andike
mana-mana. Ia bahkan rela begadang tiap malam untuk mengerjakan tugas. Ia
juga tidak merasa sedih ketika bertemu dengan chan yang tengah menggandeng
seorang gadis cantik di jalan. Tampaknya sama-sama dari thailand. Ketika berpapasan
chan tetap menyapanya dengan ramah sedangkan gadis di sebelahnya hanya
memandang riska. Maklum tidak kenal.
Riska
menoleh ke arah andi yang ia rasa sedang memandinginya.
memancing.
“kita`kan
tidak boleh berhenti menambah pengetahuan,” jawab riska, “walaupun banyak
cara untuk mengembangkan diri,”tambahnya.
Andi
mangangguk. “aku lebih suka membangun jaringan dengan banyak orang untuk
mengikuti perkembangan. Lagipula saat ini banyak orang untuk mengikuti
perkembangan. Lagi pula saat ini banyak seminar dan buku yang membantu kita
selalu up date dengan situasi.”
Riska
tidak menyanggah. “itu hanya masalah kecocokansaja. Apa yang cocok intukku
belum tentu sesuai untuk orang lai. Sekolah lebih cocok untukku.”
“mungkin itu sebabnya ya kamu dulu selalu terbirit-birit kalu melihatku.
Rupanya kamu merasa tidak cocok dengan kami. Benar
juga dengan kata temen-temen waktu itu,” kata andi srius.
“yang
kamu maksud kawan itu kawan satu gengmu kan?”
Andi
mengangguk. “kamu memang tidak mau bergaul dengan kami. Kamu hanya mau
berteman dengan anak-anak yang pintar saja, seperti tita.”
Riska
membelalak matanya mendenar kata-kata andi.
”Bagaimana
bisa mereka berpikir begitu? Aku malahan tidak berani dekat-dekat kalian
karena merasa rendah diri. Aku`kan sama sekali nggak keren dibandingkan
dengan kalian.”
“O
ya?” andi tertawa. Alangkah tolonya mereka selama ini. Dulu diam-diam banyak
diantara teman-temannya, termasuk dirinya yang ingin mengenal riska. Namun
kecerdasan dan sikap tertutup anak itu membuat mereka tidak berani maju.
Hanya dia yang masih sering memerhatikan riska diam-diam. Ia sama sekali
tidak menduga akan bertemu gadis itu di sini. Ia sedang butuh refresing
setelah bergelut dengan pekerjaan dan putus dengan shinta. Untung ia punya
sepupu yang sedang kuliah di sydney.
“wah
kalu begitu aku perlu memberitahu mereka kalu gadis sombong ini ternyata
nggak pede.”goda andi.
“ya
ampun! Jadi kalian pun menyangka aku sombong?” pekik riska tak percaya.
“ternyata
antara sombong dan rendah diri
|
nya, riska meniggalkan ruang komputer.
Ia harus segera pulang untuk mempersiapkan
presentasi nanti sore. Kuliah kadang lebih menyenangkan dibandingkan kerja.
Yang jelas ia memutuskan mengambil S-2 di australia bukan karena bosan
bekerja. Ia merasa perlu menambah pengetahuan untuk kemajuan kariernya.
Keluar
dari ruang komputer ia disambut matahari yang cerah. Walaupun sudah memasuki
musim semi, udara masih terasa dingin untuknya. Ruang komputer terletak di
middle campus dan ia harus naik ke upper campus untuk keluar melalui gate 9,
jalan keluar terdekat ke tempat tinggalnya.
Di depan perpustakaan pusat ia melihat lila
berhubungan dengan kuliahnya. Ia tidak suka mendapat
nilai jelek. Apa lagt nilai jelek. Apa lagi nilai jelek karena kurang usaha.
Kalau sudah berusaha jungkir balik tapi Cuma dapat nilai pas yang tidak
apa-apa. Masih mending dari pada fail.
“aduh
terimakasih ya ris. ntar malam aku telpon ya,” ujar lila girang.
Riska
Cuma tersenyum manis. Ia merasa keputusannya tepat ketika mendapat senyum
andi yang teduh. Mereka kemudian berpisah,
Jalan
menanjak dengan anak tangga yang ia lalui tidak terasa berat hari ini.
Biasanya ia sering jengkel kalu harus naik ke upper kampus. Riska bahkan bisa
merasakan keindahan bunga-bunga yang
bermekaran. Maklum, musim semi. Ia sangat lega ketika musim semi tiba.
Walaupun musim semi di sydney tidak bersalju tetapi ia sangat tidak nyaman,
ia mersa otaknya ikut beku ,susah di ajak berfikir. Maunya selimutan dan
meringkuk di tempat tidur.
Riska
kagum melihat bunga-bunga berwarna kuning dan merah muda bermunculan dari rerumputan. Di musim
semi, rumputpun berbunga. Di indonesia, bunga-bunga selalu mekar. Tapi di
sydney ia harus menunggu musim semi untuk melihat bunga-bunga bemekaran.
Malamnya
lila menelepon. Sejak sore ia menunggu telepon lila. Ia bahkan khawatir lila
membatalkan rencananya. Jangan-jangan andi keberatan pergi dengannya.
Jangan-jangan lila mendapatkan orang lain yang senang hati bersedia
mengantarkan andi keliling kota. Atau jangan-jangan lila lupa meneleponnya. Setelah
hampir mati senewen dengan sehala`jangan-jangan` yang memenuhi otaknya,
akhirnya ia mendengar telepon berdering. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan,
besok ia memulai tugasnya.
Riska menghembuskan nafas lega. Ia meringis.
Untuk apa ia tadi menciptakan segala macam pikiran yang hanya membuatnya
khawatir. Coba kalau tadi ia memilih yakin dan tenang, ia mungkin sudah
selesai membaca journal yang sedari tadi hanya dipegang, tanpa sebuah kalimat
pun masuk ke otaknya.
***
jalan-jalannya
ternyata lebih menyenangkan dari yang riska bayangkan.
“kamu
tidak pernah meluruskan rambutmu?” tanya andi.
“nggak,”
riska menggeleng. “males,ribet”.
“tetap
tidak suka berdandan seperti dulu ya?”
Riska
enatapnya. Ia tidak pernah mengira kalau andi memerhatikan penampilannya.
“ancur
banget ya?”
Andi
tertawa pendek. “tentu saja tidak. Kamu selalu kelihatan tegang dan riang.
Pasti menurut kamu cewek-cewek hanya buang-buang waktu saja agar kelihatan
modis.”
“riska
menggeleng. “menurutku setiap orang punya hal-hal yang di anggap pentig.
Tidak ada yang salah dengan prang yang menganggap penampilan itu
penting."
“
tergantung pekerjaannya juga sih. Para artis pasti memerhatikan penampilan
mereka,” ujar andi.
Riska
mengangguk. “bisa saja sebaliknya. Karena suka memerhatikan penampilan maka
mereka memilih menjadi artis.”
Andi
tertawa. “betul juga ya. Kita cenderung memilih pekerjaan yang sesuai dengan
kepribadian kita.”
Riska
tersenyum. Ia heran melihat andi mengerti dengan tepat apa yang ia katakan.
Riska cenderung menilai orang dari cara mereka menanggapi kata-katanya. Ia
tidak tertarik pada peria tampan yang pembicaraannya tidak bermutu atau tidak
nyambung..
“mungkin
itu sebabnya kamu memilih pekerjaanmu ya?”
Goda riska. Andi bekerja sebagai marketing executive
di sebuah perusahaan telekomunikasi.
Andi
pura-pura berfikir. “yang jelas aku menikmati pekerjanku,” jawabannya
diplomasi.
”itulah
yang terpenting,”gumam riska.”tidak banyak orang yang seburuntung kamu.
Banyak yang terpaksa bekerja hanya desakan hidup.”
Andi
memerhatikan riska. Ia tidak pernah menyadari keberuntungannya itu. Gadis di
sebelahnya ini sering mengucapkan hal-hal yang tidak biasa baginya. Dan itu
membuatnya lebih menarik.
“sedangkan
engkau sendiri bagaimana? Masih semangat menuntut ilmu terus?” tanya andi
itu tipis ya bedanya.”
“tampaknya.”
Riska
benar-banar tak menduga apa yang di dengarnya tadi. Selama ini ternyata kita
hanya belajar bicara, namun jarang belajar untuk berkomunikasi. Coba kalu
dari dulu ia tidak hanya berprasangka atas sikap teman-temannya itu, mungkin
ia akan memiliki kisah yang indah untuk dikenang. Riska juga menyesali kenapa
teman-teman satu geng andi juga tidak berusaha berkomunikasi dengannya, malah
berprasangka yang bukan-bukan.
“rupanya
kita harus sering-sering bicara nih sekembalinya aku ke surabaya lusa.”
Lusa
andi sudah pulang.
“asal tidak ada yang marah saja…,” ujar riska.
“tentu
saja tidak,” jawab andi cepat. Tanpa diminta ia menceritakan hubungannya
dengan shinta. Kali ini ia tak ingin kehilangan kesempatan lagi.
-------------------------
|
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Cerpen adalah salah satu jenis karya
sastra berbentuk prosa dengan kisahan yang pendek dengan kesan tunggal dan
terpusat pada satu tokoh dalam suatu situasi. Cerpen terbangun dari dua unsur yaitu unsur intrinsik dan
unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur yang berpengaruh langsung terhadap isi cerpe.
Unsur intrinsik meliputi : tema, pelaku(tokoh), latar(setting), penokohan(watak), alur(plot),
sudut pandang, amanat(pesan) dan gaya bahasa. Sedangkan unsur
ekstrinsik
adalah unsur- unsur yang berada di luar cerpen,
tetapi secara tidak langsung mempengaruhi cerpen. Unsur ekstrinsik meliputi : nilai sosial,
politik, biografi pengarang.
Banyak hal yang terkandung dalam
cerpen, di dalam cerpen terdapat tema, tokoh, latar, watak tokoh cerpen, alur, sudut pandang, amanat, gaya bahasa serta sejumlah
permasalahan yang dihadapi tokoh cerpen merupakan potret kehidupan nyata
disajikan oleh pengarang melalui cerita. Itu berarti, dengan mengapresiasi
cerpen, kita akan mendapat banyak pengalaman hidup, termasuk nilai positif
watak di dalamnya.
Mengapresiasikan cerpen ada banyak
sekali macamnya, salah satunya yaitu dengan cara menganalisis unsur
pembangunnya, baik itu unsur intrinsik maupun unsur ekstrinsik. Berdasarkan
uraian diatas, penulis akan menyusun karya tulis yang berjudul
“Analisis Unsur-unsur
Intrinsik cerpen“.
1.2 Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam makalah
ini dirumuskan dalam rumusan masalah berikut :
1.
Bagaimana unsur intrinsik yang terdapat dalam cerpen, “
Prasangka“.
2. Bagaimana unsur ekstrinsik yang
terdapat dalam cerpen, “ Prasangka“.
1.3 Batasan Masalah
Dalam hal ini penulis hanya akan
manganalisis unrus intrinsik cerpen yang meliputi tema, pelaku, latar, penokohan, alur, tahap alu, sudut
pandang, pesan dan gaya bahasa.
1.4 Tujuan penulisan
Tujuan dari penulisan karya tulis
ini adalah :
1. Mampu menentukan unsur-unsur
intrinsik dan ekstrinsik dalam cerpen khususnya cerpen “Prasangka”.
2.
Untuk
memahami dan menambah wawasan pembaca tentang unsur-unsur intrinsik khususnya
pada cerpen “Prasangka”
3. Serta untuk memenuhi tugas akhir
semester I Bahasa Indonesia.
BAB II
KERANGKA TEORI DAN PEMBAHASAN
2.1 Pengertian cerpen
Pengertian
cerpen :
v Pengertian
Cerpen Menurut Hendy (1991:184) :
Cerpen adalah kisahan pendek yang mengandung kisahan tunggal.
v Pengertian
Cerpen Menurut J.S. Badudu (1975:53) : Cerpen adalah cerita yang menjurus dan konsentrasi berpusat
pada satu peristiwa, yaitu peristiwa yang menumbuhkan peristiwa itu sendiri.
v Pengertian
cerpen menurut hakim awang glosori mini kesusasteraan, fajar bakti, 1987). Menyebutkan bentuk cerita yang
pendek yang membawa satu persoalan bagi mnghasilkan satu kesan tertentu yang
indah.
v Pengertian
cerpen menurut Phillys dugane, seorang wanita penulis dari amerika. Cerpen ialah susunan kalimat yang
merupakan cerita yang mempunyai awal, bagian tengah, dan akhir.
v Pengertian cerpen menurut A. bakar
hamid. Berpendapat
bahwa yang Disebut cerita pendek itu harus dilihat dari kuantitas, yaitu
banyaknya perkataan yang dipakai: antara 500-20.000 kata, adanya satu plot,
adanya satu watak, dan adanya satu kesan.
v Pengertian cerpen menurut Aoh KH.
Cerpen adalah satu ragam fiksi atau
cerita rekaan yang sering disebut kisahan prosa pendek.
v Pengertian cerpen menurut HB jassin
yang dianggap paus sastera indonesia. Mengatakan bahwa “yang disebut cerita pendek harus memiliki
bagian perkenalan, pertikaian dan penyelesaian.”
v Pengertian cerpen menurut hendry
guntur tarigan (prinsip-prinsip dasar sastera, 1984) mengutip kata B. Mathew menyebut
bukan cerita pendek jika tidak ada sesuatu
yang diceritakan. Hendry guntur sendiri mengulas cerpen seperti berikut
“cerita pendek harus mengandungi interpretasi pengarang tentang konsepsinya
mengenai kehidupan, baik secara langsung atau pun tidak langsung, harus
menimbulkan satu efek dalam fikiran pembaca cerita pendek juga mengandungi
detail-detail dan insiden-insiden yang dipilih dengan sengaja dan bisa
menimbulkan pertanyaan-pertanyaan di dalam fikiran pembaca.
2.2
Unsur intrinsik
Pengertian
unsur intrinsik dalah unsur yang berpengaruh langsung terhadap isi cerpen atau
unsur yang mendukung dari dalam.
Unsur intrinsik cerpen yaitu : tema,
tokoh, latar, watak, alur, tahapan alur, sudut pandang, amanat dan gaya bahasa.
2.3
Tema
Pengertian
Tema :
v Pengertian
tema menurut hartoko & rahmanto (1986:142).
Tema merupakan gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya sastra dan yang
terkandung di dalam teks sebagai struktur semantis dan menyangkut
persamaan-persamaan atau perbedaan-perbedaan.
v Pengertian
tema menurut tim edukasi (2007:36). Tema merupakan ide dasar
yang berfungsi sebagai landasan bagi pengarang dalam menyusun sebuah cerita.
v Pengertian tema menurut stanto
(1965:88) & kenny (1966:20). Tema adalah makna yang dikandung oleh sebuah cerita.
v Pengertian tema menurut tim edukasi
(2007:14). Tema
yakni ide dasar yang menjiwai sebuah cerita.
Tema
yang terdapat pada cerpen “prasangka” adalah : {
pertemanan}
2.4
Pelaku(tokoh).
Pengertian
pelaku(tokoh) :
v Pengertian
Tokoh menurut abrams (1981:20). Tokoh adalah
orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama yang oleh
pembaca ditafsikan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu.
v Pengertian
tokoh menurut abrams (1981:20). Tokoh adalah
orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya sastra.
v Pengertian
tokoh menurut abrams (1981:175). Tokoh adalah
pelaku dan penderita kejadian-kejadian yang bersebab akibat.
v Pengertian
tokoh menurut (Aminudin, 2010 : 79). Tokoh adalah pelaku yang mengemban
peristiwa itu mampu menjalin suatu cerita.
Pelaku/tokoh
yang ada di dalam cerpen yang berjudul “prasangka” yaitu :
o Riska
( sebagai tokoh utama).
o Andi
.
o Chan.
o Lila.
2.5
Latar(setting).
Pengertian
latar(setting) :
v Pengertian
latar/setting menurut abrams (1981:175).
Latar atau setting yang disebut juga sebagai landas tumpu, menyaran pada
pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya
peristiwa-peristiwa yang diceritakan.
v Pengertian
latar menurut tim edukasi (2007:25).
Latar/setting dalam cerpen merupakan tempat, waktu, atau keadaan alam/cuaca
terjadinya suatu peristiwa.
v Pengertian
latar menurut tim edukasi (2007:36).
Latar merupakan salah satu unsur pokok yang terdapat dalam sebuah cerita.
v Pengertian latar menurut (Aminudin,
2000 : 69). Latar adalah tempat, waktu, maupun situasi
tertentu yang melatarbelakangi peristiwa-peristiwa dalam cerita, baik latar
ynag bersifat fisikal (berhubungan dengan tempat) maupun latar yang bersifat
psikologis (berupa lingkungan atau benda-benda dalam lingkungan tertentu yang
mampu menuasakan suatu makna yang mampu mengapit emosi pembaca).
Latar terbagi
tiga :
1) Latar
tempat adalah lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya
fiksi (Nurgiantoro, 1994:226).
2) Latar
waktu adalah menceritakan kapan terjadinya peristiwa yang dikerjakan dalam
karya fiksi.
3) Latar
suasana adalah hal-hal yang berhubungan dengan prilaku kehidupan sosial
masyarakat di suatu tempat pada cerita.
Latar
tempat yang terdapat di dalam cerpen
“prasangka” adalah :
o Di
ruang komputer “Dia mengenal mahasiswa dari thailand yang tampan dan ramah itu
di ruang komputer ini.”
o Di
australia “Yang jelas ia memutuskan mengambil S-2 di australia bukan karena
bosan bekerja.”
o Di
depan perpustakaan “Di depan perpustakaan pusat ia melihat lila bersama seorang
coeok tampan.”
o Di rumah riska : “Setelah hampir mati senewen
dengan sehala`jangan-jangan` yang memenuhi otaknya, akhirnya ia mendengar
telepon berdering. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, besok ia memulai
tugasnya.”
o Di
dekat opera house “Sore itu mereka duduk-duduk memandang laut di dekat opera
house”
o Di
jalan “Jalan menanjak dengan anak tangga yang ia lalui tidak terasa berat hari
ini.”
Latar
waktu yang terdapat di dalam cerpen “Prasangka” adalah :
o siang
hari musim semi “Maklum, musim semi. Ia sangat lega ketika musim semi tiba.
Walaupun musim semi di sydney tidak bersalju tetapi ia sangat tidak nyaman, ia
mersa otaknya ikut beku ,susah di ajak berfikir.”
o Malam hari “Malamnya lila menelepon. Sejak
sore ia menunggu telepon lila.”
o Sore
hari “Sore itu mereka duduk-duduk memandang laut di dekat opera house.”
Latar
suasana yang terdapat di dalam cerpen “prasangka” adalah :
o Senang
“Jangan-jangan lila mendapatkan orang lain yang senang hati bersedia
mengantarkan andi keliling kota.”
o Tegang
“Sejak sore ia menunggu telepon lila. Ia bahkan khawatir lila membatalkan
rencananya. Jangan-jangan andi keberatan pergi dengannya. Jangan-jangan lila
mendapatkan orang lain yang senang hati bersedia mengantarkan andi keliling
kota. Atau jangan-jangan lila lupa meneleponnya.”
o Heran
“”kebetulan apa?” tanya riska heran. Ia berusaha mnegingat-ingat. Rasanya ia
pernah melihat wajah cowok yang berdiri di sebelah lila itu.”
2.6
Penokohan(watak).
Pengertian
penokohan(watak) :
v Pengertian
penokohan/watak menurut jones (1968:33)
: penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan
dalam sebuah cerita.
v Pengertian
penokohan Menurut tim edukasi (2007:14).
Penokohan adalah cara pengarang melukis tokoh-tokoh dalam cerpen yang ditulis.
v Pengertian
penokohan Menurut tim edukasi (2007:36).
Penokohan adalah cara pengarang melukiskan watak-watak tokoh-tokohnya.
v Pengertian
penokohan Menurut tim edukasi (2007:22).
Penokohan adalah watak/karakter tokoh cerita yang dipaparkan oleh pengarang.
Penokohan
yang terdapat di dalam cerpen “prasangka” adalah :
1) Riska
:
-
Pintar “ia lebih mengkhawatirkan nilai
fisikanya dibandingkan ketinggalan mode”
-
Rendah diri “aku malahan tidak berani
dekat-dekat kalian karena merasa rendah diri”.
-
Baik “wah kebetulan
kalian sudah saling kenal. Bisa minta tolong ngantarin andi jalan-jalan, ris?
assignment ku banyak yang belum kelar nih,” pinta lila mengiba. Riska tidak
terenyuh mendengarnya. Ia sendiri juga bergelut dengan tumpukan assignment.
“kalu ngerepotin jangan lo,ris. kamu kayaknya juga lagi banyak tugas,” kata
andi. “nggak kok, nggak apa-apa. Nggak ada assignment yang harus di kumpulin
minggu ini,” sanggah riska.”
-
Tertutup “Ya ampun, bagaimana ia bisa
melupakan wajah cowok yang dulu diam-diam pernah ia taksir?”
-
Pemalu “Kalau mereka
tidak sengaja berpapasan di koridor, ia cepat-cepat menyingkir. Pura-pura tidak
melihat.”
2) Chan
:
-
Tampan “Cowok ini tidak
kalah cakep dari chan,”
-
Ramah “Ketika
berpapasan chan tetap menyapanya dengan ramah sedangkan gadis di sebelahnya
hanya memandang riska.”
3) Andi
:
-
Tampan “Cowok ini tidak
kalah cakep dari chan,”
-
Ramah “Cowok itu
menyambut tangan riska. “lupa ya?” katanya sambil tersenyum.”
-
Perhatian ““kamu tidak
pernah meluruskan rambutmu?” tanya andi. “nggak,” riska menggeleng.
“males,ribet”. “tetap tidak suka berdandan seperti dulu ya?” Riska enatapnya.
Ia tidak pernah mengira kalau andi memerhatikan penampilannya.
2.7
Alur(plot).
Pengertian
alur(plot) :
v Pengertian
alur menurut kenny (1966:95). Plot pada
hakikatnya adalah apa yang dilakukan oleh tokoh dan peristiwa apa yang terjadi
dan dialami tokoh.
v Pengertian
alur menurut Stanton (1965:14). Plot adalah cerita
yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara
sebab dan akibat, peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya
peristiwa yang lain.
v Pengertian
alur menurut kenny (1966:14). Mengemukakan
plot sebagai prietiwa-pristiwa yang ditampilkan dalam cerita yang tidak bersifat sederhana, karena pengarang
menyusun peristiwa-peristiwa itu berdasarkan kaitan sebab akibat.
v Pengertian
alur menurut Forster (1970:93). Plot adalah peristiwa-peristiwa
cerita yang mempunyai penekanan pada adanya hubungan kausalitas.
v Pengertian
menurut tim edukasi (2007:36). Alur adalah
struktur penceritaan dalam cerita.
Alur
terbagi tiga :
1) Alur
maju adalah menceritakan cerita dari awal sampai akhir secara berurutan.
2) Alur
mundur adalah menceritakan cerita dari akhir sampai awal secara berurutan.
3) Alur
flashback adalah menceritakan cerita dari awal sampai akhir secara acak.
Alur
yang terdapat pada cerpen “prasangka” adalah :
o Alur
flasback (bolak-balik) :
Karena pada cerpen “prasangka”
menceritakan. { setelah riska sudah kuliah, pada saat itu ia bertemu kembali
dengan teman satu sekolahannya dulu yang bernama andi. Mereka membicarakan
waktu masa SMP nya dulu. Kemudian mereka kembali lagi membicarakan pada saat
sekarang yaitu andi menceritakan tentang pekerjaannya.}
2.8
Tahapan
alur.
Pengertian
tahapan alur :
v Tahapan alur adalah
Peristiwa-peristiwa yang saling berhubungan satu dengan yang lain secara runtut
sehingga terjalin suatu cerita yang bulat.
Tahapan alur sebuah cerita dibagi
atas beberapa bagian seperti berikut ini.
a. Tahap penyituasian atau pengantar(eksposisi)
Tahap
ini merupakan tahap pembukaan cerita atau pemberian informasi awal, terutama
berfungsi untuk melandasi cerita yang dikisahkan pada tahap berikutnya.
b. Tahap pemunculan konflik
Tahap
ini merupakan tahap awal munculnya konflik. Konflik itu sendiri akan berkembang
menjadi konflikkonflik pada tahap berikutnya. Peristiwa-peristiwa yang menjadi
inti cerita semakin mencengangkan dan menegangkan.
c. Tahap Peningkatan Konflik
Tahapan ini merupakan berkembangnya atau
meningkatnya konflik pada konflik yang terjadi sebelumnya.
d. Tahap klimaks
Konflik-konflik yang terjadi atau ditimpakan
kepada para tokoh cerita mencapai tilik intensitas puncak. Klimaks sebuah
cerita akan dialami oleh tokoh-tokoj utama yang berperan sebagai pelaku dan
penderitaan terjadinya konflik utama.
e. Tahap peleraian
Konflik
yang telah mencapai klimaks diberi penyelesaian. Ketegangan dikendurkan.
Konflik-konflik tambahan (jika ada) juga diberi jalan keluar, kemudian cerita
diakhiri. Tahap ini disesuaikan dengan tahap akhir di atas.
f. Tahap penyelesaian.
Pada
tahap ini konflik telah diatasi atau diselesaikan oleh tokoh. Cerita dapat
diakhiri dengan gembira (happy ending) atau sedih (sad ending).
Tahapan
alur yang terdapat dalam cerpen “Prasangka” adalah :
“
Riska adalah seorang gadis yang bermuka tirus, kulit pucat dan rambut keriting.
Walaupun ia sudah pintar, tetapi ia masih memilih kuliah dari pada bekerja,
karena ia masih merasa perlu menambah pengetahuannnya untuk kemajuan kariernya.
Oleh karena itu ia memilih mengambil S-2 di australia.Di australia Riska
mempunyai teman yang bernama lila.
Pada
suatu hari, ketika riska keluar dari ruang komputer. Ia bertemu dengan lila
yang sedang bersama sepupunya, sepupunya
bernama andi. Di situ lila mengenalkan andi kepada riska. Ternyata mereka sudah
saling kenal, Cuma riska yang sedikit lupa-lupa ingat. Ternyata mereka mereka
satu sekolahan waktu SMP tapi mereka memang tidak dekat, hanya mengetahui nama
dan mukanya saja.
Karena
mereka sudah saling kenal jadi lila meminta tolong kepada riska untuk nganterin andi jalan-jalan. Riska
mau membantu lila. Besoknya, mereka pergi
jalan-jalan sambil ngobrol tentang masa SMP nya dulu. Setelah bercerita
banyak, mereka sudah saling tau. Ternyata yang menyebabkan mereka dulu tidak
pernah ngobrol dan berteman itu, Cuma karena prasangka masing-masing mereka,
sehingga membuat mereka sulit untuk bertemanan.
Dulu,
mereka yang tidak pernah sekali pun ngobrol dan tidak pernah dekat akhirnya
sekarang mereka sudah sering ngobrol dan malahan tambah lebih dekat. Malahan
rasa suka diam-diam mereka dulu kembali muncul dan kali ini ia tak ingin
kehilangan kesempatan lagi. “
2.9
Sudut
pandang
Pengertian
sudut pandang :
v Pengertian
menurut tim edukasi (2007:14). Sudut pandang
merupakan gaya penceritaan setiap pengarang.
v Pengertian
menurut tim edukasi (2007:36). Sudut pandang
adalah cara pengarang menempatkan atau memperlakukan dirinya dalam cerita yang
di tulisnya.
v Pengertian
menurut tim edukasi (2007:22). Sudut pandang
adalah posisi pengarang dalam sebuah cerita.
v Pengertian
menurut tim edukasi (2007:88). Sudut pandang
merupakan cara pengarang mengisahkan ceritanya.
v Aminudin (1995:90) memaparkan bahwa ”sudut
pandang adalah cara pengarang menampilkan para pelaku dalam cerita yang
dipaparkan”.
Ada
empat cara pengarang menempatkan dirinya dalam sebuah cerita, yaitu :
1. Sudut pandang orang pertama
Dalam hal ini pengarang bertindak sebagai tokoh utama. Pengarang menyebut dirinya dengan kata Aku atau Saya.
Dalam hal ini pengarang bertindak sebagai tokoh utama. Pengarang menyebut dirinya dengan kata Aku atau Saya.
2. Sudut pandang orang ketiga
Dalam hal ini pengarang menempatkan dirinya sebagai pengamat yang serba tahu terhadap perilaku tokoh-tokoh dalam cerita tersebut. Pengarang menyebut pelakunya dengan kata Ia, Dia, mereka atau nama-nama lain.
Dalam hal ini pengarang menempatkan dirinya sebagai pengamat yang serba tahu terhadap perilaku tokoh-tokoh dalam cerita tersebut. Pengarang menyebut pelakunya dengan kata Ia, Dia, mereka atau nama-nama lain.
3. Sudut pandang pengarang sebagai pencerita/narator
Dalam hal ini pengarang hanya menceritakan apa yang terjadi, seolah-olah pembaca menonton sandiwara.
Dalam hal ini pengarang hanya menceritakan apa yang terjadi, seolah-olah pembaca menonton sandiwara.
4. Sudut pandang serba tahu
Dalam hal ini pengarang seolah-olah mengetahui seluk beluk isi cerita yang disajikan.
Dalam hal ini pengarang seolah-olah mengetahui seluk beluk isi cerita yang disajikan.
Sudut
pandang yang terdapat pada cerpen “Prasangka” adalah :
o Orang
ke tiga pelaku sampingan.
“
karena lebih banyak menceritakan tokoh lain di sekitarnya
2.10
Amanat.
Pengertian
amanat :
v Pengertian
amanat menurut tim edukasi (2007:14).
Amanat merupakan nasehat atau petuah yang hendak di sampaikan pengarang kepada
pembacanya.
v Pengertian
amanat menurut tim edukasi (2007:88).
Amanat adalah pesan tersembunyi yang terkandung dalam sebuah cerita.
v Pengertian
amanat menurut tim edukasi (2007:36).
Amanat yaitu pesan yang ingin disampaikan kepada pembaca.
Amanat
yang terdapat dalam cerpen “Prasangka” :
o Jadilah
orang yang berprasangka baik terhadap orang lain.
o Jadilah
orang yang percaya diri
o Tidak
selamanya yang dipikirkan terhadap orang lain itu benar.
o Jangan
pernah bosan dalam menuntut ilmu.
o Penampilan
tidak menjamin kepribadian seseorang.
2.11
Gaya bahasa
Pengertian
gaya bahasa :
v Pengertian
gaya bahasa menurut tim edukasi (2007:107).
Gaya bahasa yaitu cara khas yang digunakan pengarang dalam sebuah cerita.
v Pengertian
gaya bahasa menurut tim edukasi (2007:98).
Gaya bahasa yaitu bagaimana bahasa yang dikonstruksikan dan dimanfaatkan untuk
mengekspresikan cerita.
Gaya
bahasa disebut juga majas. Jadi majas
yang terdapat pada cerpen “Prasangka” :
o Majas
Hiperbola :
-
Kalu sudah jungkir
balik tapi Cuma dapat nilai pas ya tidak apa-apa.
-
Setelah hampir mati
senewen dengan segala `jangan-jangan` yang memenuhi otaknya.
-
2.12
Nilai kehidupan.
Pengertian
nilai kehidupan :
Nilai
kehidupan adalah sesuatu yang bermakna dalan kehidupan seseorang.
Berikut
nilai-nilai kehidupan yang biasa terkandung dalam cerpen :
a) Nilai
moral berhubungan dengan prilaku dan pembentukan akhlak.
b) Nilai
sosial berhubungan dengan hubungan antar manusia dalam lingkungan tertentu.
c) Nilai
budaya berhubungan dengan kebiasaan, adat istiadat, dan pola pikir masyarakat
tertentu.
d) Nilai
agama berhubungan dengan norma-norma agama.
e) Nilai
psikolog berhubungan dengan kondisi kejiwaan atau batin tokoh-tokohnya.
f) Nilai
pendidikan berhubungan dengan prilaku baik, dewasa, bermanfaat, dapat memilah
baik dan buruk.
Nilai
kehidupan yang terdapat pada cerpen “Prasangka” :
o Nilai sosial :
-
tokoh riska membantu
Lila untuk menemani sepupunya jalan-jalan walaupun ia juga banyak tugas.
o Nilai budaya :
-
Tokoh Andi dan
teman-teman gengnya dengan cepat mengikuti mode atau tren terbaru.
-
Tokoh riska tidak ingin
mengikuti mode atau tren terbaru.
o Nilai pendidikan :
-
Tokoh Riska lebih suka
belajar dari pada memperhatikan penampilannya.
-
Tokoh Riska, walaupun
ia sudah pintar tapi ia lebih memilih kuliah dari pada bekerja karena ia masih
merasa perlu menambah pengetahuannya.
-
Tokoh riska lebih
mementingkan nilai fisika dari pada mode.
o Nilai moral :
-
Tokoh chan menyapa
Riska dengan ramah.
-
Tokoh andi berprasangka
bahwa Riska sombong dan tidak mau berteman dengannya dan teman-teman gengnya.
-
Tokoh Riska selalu
merasa kebanting berdekatan dengan andi dan teman-teman gengnya karena
penampilannya kuno di bandingkan mereka.
2.13
Membandingkan nilai-nilai kehidupan cerpen dengan kehidupan nyata.
Nilai-nilai
yang terdapat di dalam cerpen “prasangaka” di bandingkan dengan kehidupan
penulis sehari-hari dalah sebagai berikut :
1. Nilai
sosial.
Nilai sosial yang terdapat dalam
cerpen tersebut sesuai dengan kehidupan penulis karena dalam kehidupan
sehari-hari penulis juga suka membantu orang lain.
2. Nilai
budaya.
Nilai budaya yang terdapat dalam
cerpen tidak sesuai dengan kehidupan penulis karena penulis tidak selalu
mengikuti mode tren terbaru.
3. Nilai
pendidikan.
Nilai
pendidikan yang terdapat dalam cerpen sesuai dengan penulis karena penulis juga
lebih mementingkan belajar dari pada penampilan.
4. Nilai
moral.
Nilai moral yang berprasangka
terhadap orang tidak sesuai dengan kehidupan penulis karena penulis jarang
berprasangka terhadap orang lain. Sedangkan nilai moral ramah terhadap orang
lain sesuai dengan kehidupan penulis karena penulis juga ramah terhadap orang
lain.
2.14
Meneladani tokoh yang patut di teladani dalam cerpen.
Di
dalam kisah cerpen “Prasangka” tokoh yang patut diteladani adalah tokoh Riska
karena ia mempunyai sikap yang baik, pintar, tertutup. Ada beberapa sikap yang
kurang baik dari riska diantaranya adalah rasa renadah diri Riska yang
berlebihan dan sikap pemalunya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan.
Cerpen adalah
cerita pendek, hanya mengisahkan satu peristiwa (konflik tunggal), tetapi
menyelesaikan semua tema dan persoalan secara tuntas dan utuh.
1.
Unsur
intrinsik :
Tema
adalah ide utama sebuah cerita diyakini dan dijadikan sumber cerita.
Tokoh
adalah orang – orang yang ditampilkan pada suatu karya sastra.
Latar
adalah tempat, waktu, dan suasana tempat
terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan.
Latar terbagi 3:
1) Latar
tempat.
2) Latar
waktu.
3) Latar
suasana.
Watak
adalah Penokohan menggambarkan watak – watak para tokoh yang ada dalam cerita.
Alur
adalah susunan peristiwa atau kejadian yang membentuk sebuah cerita.
Alur terbagi 3 :
1) Alur
maju.
2) Alur
mundur.
3) Alur
flashback.
Tahapan
alur adalah Peristiwa-peristiwa yang saling
berhubungan satu dengan yang lain secara runtut sehingga terjalin suatu cerita
yang bulat. Tahapan alur sebuah cerita dibagi atas beberapa bagian seperti
berikut ini :
a. Tahap penyituasian atau
pengantar(eksposisi).
b. Tahap pemunculan konflik.
c. Tahap
Peningkatan Konflik.
d. Tahap klimaks.
e. Tahap peleraian.
f. Tahap penyelesaian.
Sudut
pandang adalah cara pandang pengarang cerpen
yang bercerita dengan menempatkan pengarang sebagai orang pertama, orang kedua,
orang ketiga, atau bahkan orang yang ada diluar cerita cerpen itu sendiri.
Amanat
adalah pesang yang ingin disampaikan pengarang berupa pemecahan atau jalan
keluar terhadap persoalan yang ada dalam cerita.
Gaya
bahasa adalah cara khas penyusunan dan
penyampaian dalam bentuk tulisan dan lisan.
Nilai
kehidupan adalah sesuatu yang bermakna dalam
kehidupan seseorang.
Nilai-nilai
kehidupan yang biasa terkandung dalam cerpen :
a) Nilai
moral.
b) Nilai
sosial.
c) Nilai
budaya.
d) Nilai
agama.
e) Nilai
psikolog.
f) Nilai
pendidikan.
Membandingkan nilai
kehidupan cerpen dengan kehidupan sehari – hari.
Jika dibandingkan dengan kehidupan
penulis secara garis besar semua nilai kehidupannya hamoir sama dengan
kehidupan penulis.
Meneladani tokoh yang
patut diteladani dalam cerpen.
Tokoh yang
diteladani adalah tokoh yang mempunyai watak positif, dan dapat ditiru dalam
kehidupan. Jadi di dalam cerpen yang patut di teladani adalah tokoh riska.
3.2 Sara
DAFTAR PUSTAKA
Abrams,1981.A Glossarry
Of Literary Terms. New york: holt, rinehart and winston.
Forster. 1970.aspect of the novel. Harmondswort
Grahadi,
SIMPATI SMP Bahasa Indonesia kelas IX. Surakarta
http://www.pengertianahli.com/2013/10/pengertian-cerpen-menurut-para-ahli.html
http://www.pengertianahli.com/2013/10/pengertian-cerpen-menurut-para-ahli.html
Jones,
Edward H.1968. Outlines Of Literature,
Short Stories, Novels, And Poems. New York: The Nacmillan Company.
Kenny, William. 1966. How To Analyze Fiction. New York:
monarch press.
Nurgiyantoro,
Burhan. 1994. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajdah MadaUniversity
Press
Nurhadi. 2007. Bahasa
indonesia SMP kelas VII. Jakarta: Erlangga
Stanton,
Robert. 1965. An Introductionto Fiction.
New York: Holt, Rinehart An Winston.
Stevick, A.
Philip. 1967. The Teory Of The Novel.
New York: The Free Press.
Tantri, 2004. Prasangka. Majalah
Kartini. Depok
Tim Edukasi. 2007. Kompeten Berbahasa Indonesia SMA kelas XII. Jakarta:
Erlangga
Tim Edukasi. 2007. Kompeten Berbahasa Indonesia SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar